JIFFINA 2025
BeritaInspirasiKomunitas

Menapak Jalan Suci Merajut Persahabatan Abadi

×

Menapak Jalan Suci Merajut Persahabatan Abadi

Sebarkan artikel ini
facade del Obradoiro empty of people at a summer day
VENEERKAYU

Perempuan KPA Menuju Santiago de Compostela

Jakarta CITRAMEDIA – Kamis sore itu, Jakarta diselimuti mendung yang menggayut. Sesekali gerimis hadir meski lembut menerpa. Di Kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), masyarakat tak terusik dengan cuaca Jakarta yang kurang bersahabat. Tak juga bagi sekelompok orang yang menamakan diri Kerabat Pecinta Alam (KPA).

Beberapa perempuan dan laki-laki yang jika ditaksir rata-rata berusia di atas 60 tahun, dengan semangat membara sedang melaksanakan latihan bersama.

VENEERKAYU
Sumber : Herlina

Saat ditemui oleh kru CITRAMEDIA, Herlina membeberkan kegiatan di Kamis sore itu. Perempuan yang senang disapa Lina ini menceritakan bahwa mereka sedang latihan fisik dalam rangka kegiatan besar yang digelar oleh KPA.

Gelaran kegiatan tersebut bertajuk Camino de Santiago. Yakni semacam napak tilas perjalanan yang rutenya sudah menjadi Situs warisan dunia Unesco yang ditetapkan sejak tahun 1985.

KPA sendiri merupakan komunitas yang dibentuk pada dekade 1970-an. Komunitas ini berawal dari sering berkumpulnya para pelajar/mahasiswa dari berbagai sekolah atau kampus di Kawasan Cikini Menteng Jakarta Pusat.

Satu kesamaan mereka yakni mencintai kegiatan petualangan di alam. Karena tempat mereka kongkow dekat dengan Kantor Dewan Harian Nasional 45 (DHN 45) maka oleh Ketua DHN 45 saat itu Surono Reksodimedjo, anak-anak muda pecinta alam ini kemudian membentuk persaudaraan dengan nama Kerabat Pecinta Alam.

Berbagai kegiatan sejak masa muda itu terus berlanjut hingga mereka memasuki usia pension. Salah satunya kegiatan yang akan mereka gelar akhir April hingga awal Mei tahun ini, yakni napak tilas dengan tajuk Perempuan KPA goes to Santiago.

Sumber : Herlina

Camino de Santiago

Mungkin tak banyak yang mengenal apa itu Camino de Santiago atau lebih lengkapnya Camino de Santiago Compostela. Camino dalam bahasa Spanyol bermakna jalan kaki. Sedangkan Santiago adalah nama sebuah kota kecil di Spanyol.

Santiago de Compostela merupakan ibukota otonom Galisia yang menjadi bagian dari provinsi Coruna yang terletak di barat laut Spanyol.

Kota ini diawali dengan berdirinya kuil Santo Yakobus Agung yang sekarang dikenal sebagai Katedral Santiago de Compostela.

Sejak abad ke-9, Santiago de Compostela menjadi tempat ziarah umat Katolik. Bahkan perjalanan Santo Yakobus menuju Santiago dijadikan rute napak tilas bersejarah dan banyak dilakukan oleh wisatawan religi. Sehingga pada tahun 1985, Unesco menetapkan rute tersebut sebagai Situs Warisan Dunia.

Sumber : wikipedia

Pada perkembangannya, rute napak tilas ini tidak hanya menarik umat Katolik tapi menjadi destinasi wisatawan multi religi, multi nasional.

Santiago memiliki luas 220 km² atau 80 mil persegi, di ketinggian 260 m (850 MDPL). Kota ini berpenduduk 97.849 ribu jiwa menurut data tahun 2020.

Lantas, untuk apa jalan kaki ke Santiago? Semua cerita berawal dari perjalanan seorang suci Katolik Bernama Santo Yakobus. Kemudian Yakobus meninggal dan jasadnya dibawa oleh para pengikutnya dari Yerusalem menuju Santiago dengan berjalan kaki.

Sejak itu rute tersebut menjadi ramai oleh para peziarah yang ingin mengunjungi makam Yakobus di Santiago de Compostela. Sesuai dengan namanya, rute ini juga dikenal dengan istilah “The Way of James”.

Uniknya, Camino de Santiago ini tidak hanya melintasi satu rute saja, tapi tersebar dari segala penjuru. Ada yang dari Portugis, Perancis, dan berbagai titik di Spanyol.

Seiring waktu, Camino de Santiago tidak dilakukan untuk perjalanan spiritual orang-orang Katholik saja, mealinkan menjadi target para peziarah dari berbagai latar belakang agama dan budaya.

Tidak ada aturan khusus yang hanya memperuntukan bagi orang Kristen atau harus dilakukan dengan alasan keagamaan. Kini kian banyak orang yang melakukan jalan kaki di rute tersebut hanya untuk alasan kesehatan, mencari waktu untuk kontemplasi, mencari inspirasi, dan berbagai alasan lainnya.

Demikian pula semangat para sepuh yang terus berpeluh yang sesekali disertai kekeh lucu Kamis sore itu. Bagi para perempuan KPA, perjalanan kali ini bukan perjalanan spiritual.

Lina menambahkan, “nenek-nenek” ini awalnya hanya ingin refreshing, sambil reuni tapi dengan semangat petualangan.

“Jika naik gunung lagi terlalu berisiko. Makanya rute Camino de Santiago ini menjadi tantangan tersendiri,” imbuhnya,

Perempuan alumni Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (Sekarang ISTN) ini menjelaskan. Bahwa tim KPA akan memulai start di Ourense. Perjalanan ini diperkirakan akan menempuh jarak ±131,3 km.

Sumber : Kolase by Herlina

Bagi perempuan dengan usia di atas 60 tahun, perjalanan ini bukanlah hal yang mudah. Ditambah cuaca di sana yang beriklim dingin, kontur jalan perbukitan, dan berbagai tantangan alam lainnya, maka kami berani mengusung acara ini sebagai bakti kami dalam rangka perayaan Hari Kartini yang biasa dirayakan di bulan April serta momen special Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada tanggal 8 Mei.

Apa dan bagaimana kesiapan, persiapan serta cerita-cerita menarik lainnya dalam misi ini, ikuti dan nantikan kisah lanjutannya hingga mereka menyelesaikan misi utamanya.

JIFFINA 2025
VENEERKAYU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *