Pelan-pelan kuingat buku kisah 100 tokoh paling berpengaruh yang disusun oleh Michael H Hart dari urutan pertama Nabi Muhammad yang telah mengubah dunia menjadi luar biasa dengan ajaran yang dibawanya dari Allah yakni agama Islam, sampai urutan terakhir alias yang ke 100 yakni Neils Bohr, seorang ilmuwan yang dikenal sebagai bapaknya teori STRUKTUR ATOM.
Semua tokoh hebat dan luar biasa itu, memulai apa yang mereka ajarkan, ciptakan, atau temukan, hingga kini begitu membuat hidup kita mudah dan nyaman, dengan kemauan HATI bukan kepintaran OTAKnya.
Nabi Muhammad yang buta huruf (ummi), punya HATI yang kuat dan ikhlas, Thomas Alfa Edison punya hati yang terang, Alexander Graham Bell punya HATI yang konek, Wright bersaudara punya HATI yang bersayap, Isaac Newton punya HATI yang menarik, dan sebagainya. Jadi dengan HATI, orang-orang hebat itu mengisi OTAKnya untuk mengajarkan, menemukan, atau menciptakan sesuatu buat kemaslahatan banyak orang.
Lantas kembali ke pernyataan saudara angkat saya tadi di HP, saya luar biasa kaya karena saya dianggap punya HATI.
Mulai otak konyol saya beraksi, benar juga ya. Saya bukanlah konglomerat kaya yang memiliki pesawat terbang pribadi, tapi setidaknya saya masih bisa naik pesawat, bahkan bisa gratis alias dibelikan oleh orang lain. Seperti saat saya berangkat tugas ke Timor Timur dulu atau melaksanakan tugas kemanusiaan lain ke berbagai daerah yang dilanda bencana.
Saya tidak punya kapal laut, tapi beberapa kali bisa naik kapal laut, gratis pula, waktu gempa Liwa di Lampung. Demikian juga saya tak memiliki kereta, tapi tiap hari naik kereta dan masinisnya selalu siap antar jemput, waktu saya berangkat kerja dan saat saya pulang kerja. Saya juga tak punya mobil dan asyiknya tak harus menggaji sopir tiap bulan, tapi tiap berangkat dan pulang dari rumah ke stasiun atau sebaliknya, sopir angkot dengan setia dan selalu menawarkan diri bahkan sering kali berebut dengan kawannya untuk mengantar saya, padahal saya hanya menggajinya 5.000 rupiah sekali jalan atau tinggal order ojek online via gadget, dijamin tiba di tempat tujuan dengan selamat dan tanpa berlelah diri.
Hahahahaha …, ternyata memang benar, saya ini orang kaya. Belum lagi kalau ingat, teman-teman saya yang tersebar dari ujung sumatera sampai di pulau Timor, kemanapun saya pergi tak perlu menginap di hotel atau penginapan mewah, karena sahabat-sahabat saya itu selalu dengan ikhlas menyediakan rumahnya sebagai tempat saya menginap plus bonus 3 kali makan setiap hari, gratis (apa bedanya sama gak modal ya? Hahahahaha). Ditambah lagi jika kondisi darurat, penginapan yang sebetulnya tak boleh dipakai untuk menginap tapi kalau sudah terpaksa bisa jadi tempat menginap, yaitu masjid.
Hahahaha …, lucu juga kan? ternyata kekayaan yang paling mahal sudah diberi oleh Tuhan sejak kita lahir, semuanya sudah lengkap ada di dalamnya. Mobil, rumah, pesawat, bahkan semua hal sudah ada di dalamnya, ya di HATI.
Lantas, apalagi yang mau dicari? Rasanya sudah lengkap, nah sebagai orang kaya, sudah sepantasnya kita berbagi, bukan HATI sebagai bentuk pisiknya, tapi rasa yang ada untuk menggerakkan akal dan OTAK kita berbuat baik, sabar, tawakal dan tetap yakin dan semangat meski secara materi kebendaan kita gak punya apa-apa.
Jika kita ingin membahagiakan diri kita, maka bahagiakan dulu orang lain, niscaya kebahagiaan hakiki akan selalu menyelimuti hidup kita.
Ok, sampai di sini pikiran awal Anda tentang kesombongan saya boleh dilanjutkan atau dibuang jauh-jauh, terserah HATI Anda. Toh saya tidak bermaksud menyombongkan diri.
Yang saya yakini adalah bahwa kekayaan paling hakiki adalah kekuatan hati yang dipenuhi rasa syukur, selalu sabar dalam segala situasi serta dekat pada Sang Pencipta yang Maha Kaya dan Pemurah.
#elang oleng