Hidup sering kali menyimpan kejutan. Ada orang yang lahir dari keluarga kaya, terbiasa dengan kemewahan. Ada pula yang lahir dari garis sederhana, harus berjuang keras untuk sekadar makan sehari-hari.
Ahmad Sahroni adalah salah satu contoh nyata dari golongan kedua itu.Lahir di Kebon Bawang, Tanjung Priok, ia tumbuh dalam keluarga sederhana. Ayahnya buruh pelabuhan, ibunya pedagang kecil. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan kerasnya hidup. Menjadi tukang semir sepatu, juru parkir, hingga sopir truk pernah ia jalani. Dari sana, ia belajar arti kerja keras, disiplin, dan perjuangan tanpa mengenal kata menyerah.

Perjalanan ke Puncak
Perlahan, pintu rezeki terbuka. Berawal dari menjadi karyawan biasa di perusahaan katering kapal, Sahroni meniti karier bisnis hingga mampu mendirikan perusahaan sendiri di bidang pelayaran, logistik, dan suplai BBM. Kesuksesan mengantarnya ke dunia otomotif, menjadi ketua komunitas Ferrari dan pengurus Harley Davidson. Julukan “Crazy Rich Tanjung Priok” pun melekat pada dirinya.Tak berhenti di dunia bisnis, Sahroni masuk ke dunia politik. Bergabung dengan Partai NasDem, ia berhasil duduk sebagai anggota DPR RI. Dari seorang anak kampung di Tanjung Priok, kini ia menjadi wakil rakyat di Senayan. Ceritanya seolah dongeng nyata: dari tukang semir sepatu, kini punya mobil mewah dan kekuasaan di parlemen.
Liku-liku Kejatuhan
Namun, puncak kejayaan kadang membawa ujian yang lebih berat daripada fase perjuangan. Popularitas, kekayaan, dan kekuasaan bisa menjadi pedang bermata dua. Dalam perjalanan politiknya, Sahroni tersandung oleh sikap sombong dan pernyataan-pernyataan yang dianggap menyinggung rakyat. NasDem, partainya sendiri, akhirnya menonaktifkannya dari DPR. Dari sinilah terlihat bahwa ujian terbesar bukanlah ketika kita miskin, melainkan ketika kita kaya dan berkuasa. Di saat itulah sifat tamak, angkuh, dan meremehkan orang lain sering kali muncul tanpa disadari.
Mengingat Kisah Qarun
Kisah Sahroni memberi kita ruang refleksi. Dalam Al-Qur’an, kita mengenal Qarun, seorang manusia yang begitu kaya raya hingga kunci-kunci hartanya pun sulit dipikul. Namun, kesombongan dan ketamakannya membuat ia dilaknat Allah. Harta dan dirinya ditelan bumi, menjadi pelajaran abadi bagi umat manusia: kekayaan tanpa iman dan kerendahan hati hanyalah jalan menuju kehancuran.Apa yang menimpa Ahmad Sahroni bisa menjadi cermin kecil bagi kita semua. Bahwa sehebat apa pun perjalanan hidup seseorang, sehebat apa pun kerja kerasnya, jika akhirnya terjerat sifat sombong dan tamak, maka semua bisa runtuh seketika.
Nasihat Kehidupan
Hidup ini sesungguhnya adalah ujian. Dari kemiskinan hingga kekayaan, dari kesempitan hingga kelapangan. Kita perlu ingat: Jangan sombong ketika berada di atas, karena roda kehidupan selalu berputar.Jangan tamak, karena rezeki sudah ada takarannya.Jangan merendahkan orang lain, sebab bisa jadi suatu hari mereka yang kita rendahkan akan lebih tinggi derajatnya di hadapan Allah.Mari belajar dari kisah ini: bekerja keraslah seperti Ahmad Sahroni di masa mudanya, tapi jangan ulangi kesombongannya di masa jayanya. Kekayaan dan jabatan hanyalah titipan. Yang abadi hanyalah amal kebaikan dan kerendahan hati.