Jakarta, Citramedia – Sabtu pagi, 20 September 2025, Jakarta yang diliputi mendung sangat kontras dengan suasana di kawasan Kebon Sirih khususnya di gedung serba guna lantai 3 DPRD DKI Jakarta.
Puluhan orang berbusana adat Betawi memenuhi gedung parlemen Jakarta dengan segala pernak perniknya. Mereka adalah para penjaga budaya dan seni, pejuang kehormatan masyarakat adat Betawi yang tergabung dalam Dewan Adat Badan Musyawarah Betawi (Bamus Betawi).

Pagi itu, gedung DPRD sebenarnya lengang saat para wakil rakyat Jakarta menjalani libur akhir pekan. Namun berbagai elemen Bamus Betawi seperti Badan Otonom (Banom), Lembaga Adat, dan Ormas pendukung berkumpul dalam rangka Pra Rapat Kerja kedua Bamus Betawi.
Mengambil tema “Konsistensi dan Komitmen Masyarakat Adat Betawi Terhadap PERDA no. 04 tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi” Menurut Muhammad Rifki atau biasa disapa Bang Ekki Pitung, selaku Ketua Umum Bamus Betawi, bahwa Jakarta adalah rumah sekaligus sumber mata pencaharian warga Betawi. Jakarta harusnya menjadi ruang paling sempurna bagi martabat masyarakat Betawi.
Untuk itu menurutnya, sinergitas antara warga dengan pemerintah provinsi dan stakeholder lainnya wajib dimaksimalkan, bertumbuh kembang dan menjadi satu kesatuan yang solid dan kompak. Pada kesempatan tersebut, banom banom yang berada di bawah struktur Bamus Betawi menyampaikan pandangan umum serta usulan yang bersifat strategis, kontinyu dan berkesinambungan. Mereka terdiri dari banom Majelis Taklim, LBH, Mpok None, Rescue, dan Koperasi. Selain itu ada pula Laskar Adat Betawi dan puluhan Ormas pendukung yang tersebar di seantero Jabodetabek.
“Pada intinya, kami ingin terus melestarikan adat dan budaya Betawi sebagai warisan dari para senior, orangtua dan leluhur. Kami bukan hanya sebagai tuan rumah di sini, tapi juga sebagai penjaga sejati adat dan kehormatan Jakarta khususnya Betawi,” tutur Ekki Pitung saat menutup legiatan.